Sebelum membaca, saya peringatkan dulu bahwa akan banyak spoiler di artikel ini. Jika anda adalah orang yang anti dengan bocoran, maka sebaiknya tonton dulu Filmnya sebelum membaca.
Okeh, lupakan beban pikiran
sejenak, kali ini saya akan mengajak anda untuk mengulas film terbaru yang saat
saya menulis artikel ini, belum ada 2 minggu sebelum tayang perdananya di layar
lebar. Film yang dimaksud adalah Pokemon
: Detective Pikachu. Jujur, saat pertama lihat trailernya, kesan pertama
yang terlintas di otak saya adalah kalimat : PAAN NIH?
Tentu saja respon itu hadir
dikarenakan perasaan skeptis saya yang
takut dikecewakan oleh film adaptasi anime, Err.. Kayak, um tau kan? Death
Note versi Netflix (Yang cringe abis)
Namun rasa penasaran yang
menggugah saya untuk memantapkan diri dan berangkat nonton film ini adalah
sosok Ryan Reynolds yang jadi pengisi suara Pikachu. Dalam otak saya kala itu,wah,
kalau dari pihak produsennya berani bayar aktor pro (setikdanya kita kenal
aktor tersebut dari debutnya), harusnya gak mengecewakan-mengecewakan amat
dong.
Itulah kenapa saya mulai
mengkesampingkan segala macam pikiran negatif dan tancap gas untuk nonton.
Dan.. Setelah saya menonton
filmnya. Saya sebenarnya sedikit kaget.
kaget dalam artian bahwa filmnya
tidak buruk, tapi saya juga tidak berani bilang bahwa film itu adalah ‘film
luar biasa’ well, terlepas dari semuanya, Err.. Mari saya jelaskan.
Komposisi Alurnya itu
Lho Bro.
Alasan utama saya gak bisa bilang kalau ini film luar biasa, adalah karena saya bukan fans dari franchise Pokemon. Bahkan anime nya pun sama sekali gak pernah nonton. Terlepas dari beberapa waktu lalu kan franchise Pokemon sendiri sempat booming beberapa kali karena melejitnya games Pokemon Go. Itu Lho, game berbasis GPS yang kita disuruh keluar rumah sembari mantengin Smartphone.
Alasan utama saya gak bisa bilang kalau ini film luar biasa, adalah karena saya bukan fans dari franchise Pokemon. Bahkan anime nya pun sama sekali gak pernah nonton. Terlepas dari beberapa waktu lalu kan franchise Pokemon sendiri sempat booming beberapa kali karena melejitnya games Pokemon Go. Itu Lho, game berbasis GPS yang kita disuruh keluar rumah sembari mantengin Smartphone.
Namun untuk pandangan saya sendiri
dengan Film Pokemon : Detective Pikachu adalah, well, setidaknya saya
mengerti. Mengerti dalam artian, saya bisa mengikuti alurnya meskipun tidak
paham kecocokan antara karakter di film dengan anime. (Paling yang kenal Pikachu,
yang lain tau deh siapa haha). Dan Alurnya enteng, maksudnya adalah film
ini bisa jadi tontonan bagi orang-orang yang memang bukan fans dari Pokemon.
Dan saya pikir orang-orang itu akan sama enjoynya saat menonton sama seperti
saya.
Pikachu Rasa Deadpool
Dan satu hal yang membuat saya
semakin teringat kepada film Deadpool saat meonton Pokemon : Detective Pikachu
adalah, sosok Dopinder. Tau Dopinder?
Itu lho, supir taksi gaje yang jadi antar jemputnya Deadpool. Kemunculan
orang itu di awal cerita, entah kenapa bawaannya bikin geli (meskipun di adegan
itu dia tidak melucu). Namun teringat saja adegan-adegan nya di film Deadpool.
(Err.. nama aktor yang dimaksud adalah Karan
Soni)
Twist! Twist! Twist!
Hal yang paling tidak saya
antisipasi dari film ini adalah plot twist, yap. Di menit-menit akhir cerita,
kita akan disajikan dengan penjelasan yang bikin “OOOOOOOOO..” Aja gitu. Bahkan
saya berani mengatakan bahwa Twist nya memang saya pribadi tidak sampai
kepikiran.
Dan menurut saya itu hal yang
bagus, bahkan saya terkesan karena film adaptasi ini bisa di push sampai
seperti ini WOW! (Mungkin pandangan orang yang dari awal adalah fans Franchise
Pokemon akan berbeda, tapi ah saya tidak tau juga). Yang jelas, memang ending
nya adalah ending yang pas menurut saya.
Manis, semanis kopi buatan calon istri.
Itulah kenapa saya tidak kecewa
dengan film ini. Well, setidaknya saya puas. Namun puas yang saya maksud bukan
puas yang I Need More lho. Kalau puas I Need More itu, biasanya
penikmat akan mendambakan sekuel. Kalau saya pribadi, dengan film ini, mungkin
cukup lah, kalau ada sekuel, takutnya nanti malah ending yang susah-susah
dibangun bakal hancur. (Ini Opini, subjektif, jadi kalau pihak produsennya
ingin buat sekuel, ya nggak tau)
Something That Not
Suck!
Saya terkadang memang rada kasihan
semisal ada film adaptasi, tapi ratingnya rendah. Alasan utamanya adalah karena
Realita (Film) tidak sesuai Ekspektasi (Trailer). Contoh sederhana adalah film
Venom yang dibintangi Tom Hardy (yang berperan sebagai Eddie Brock). Memang
sih, aktor dan para pemerannya itu aktingnya sudah bagus, tapi karena lemahnya
naskah semuanya jadi acakadut (Secara pribadi, saya memang kurang puas
dengan Venom, karena karakter si Venom nya sendiri kurang konsisten).
Itulah kenapa banyak penikmat film yang mereka gak mau terlalu berharap dengan
film adaptasi karena tidak mau kena PHP.
Namun disisi lain, Pembuatan film
Pokemon : Detective Pikachu adalah ibarat menang Gambling. Karena saat
pertama kali kita lihat trailernya, kita akan langsung tau kalau disini
karakter Pikachu yang Imut itu akan dirubah jadi Cringe dan Gahar. But,
somehow orang-orang dibalik layar berhasil menyajikan formula atau
ramuan yang nyatanya saya pribadi bisa menerimanya. Dan potensi dari
Franchaise nya sendiri, bisa diaplikasikan dengan cara-cara mereka sendiri, tanpa
merubah terlalu banyak ikon yang ada di dalamnya.
....
Jadi kesimpulan setelah nonton
film ini, saya pikir status rekomendasi adalah : Jika kau fans, ataupun pernah
tau pokemon dari animenya, worth to watch lah sebagai upaya mengisi
waktu dan ‘memperlengkap’ tontonan.
Namun jika kau adalah orang yang
memang diluar orang-orang yang saya jelaskan diatas. Dan hanya penasaran saja
atas hal-hal yang terjadi di dalam filmnya, silahkan nonton, silahkan tidak
juga gpp. Toh menurut saya, Film ini bukan film yang digadang-gadang sebagai
pembukaan cinematic baru yang akan membuat kita kecewa apabila tidak sukses di
pasaran (Ehem... *ngelirik The Mummy*)
Meskipun begitu tetap saja, film
ini adalah film yang cocok apabila ditonton bersama keluarga. Terlebih lagi,
karena design CGI karakternya yang menurut saya sangat baik dan konsisten
(Ehem.. *ngelirik Trailer Sonic*)
Okeh, mungkin itu. Jika anda memiliki pendapat yang berbeda, silahkan
bisa dituliskan di kolom komentar.