-->

Mengulas Shazam, Film DCEU Pertama yang tidak Bikin Misuh | Movie Review

advertise here

Sebelum membaca, saya peringatkan dulu bahwa akan banyak spoiler di artikel ini. Jika anda adalah orang yang anti dengan bocoran, maka sebaiknya tonton dulu Filmnya sebelum membaca.
Disclaimer : Saya bukan movie expert yang benar-benar paham seluk beluk perfilman, mengerti soal sinematografi, pengambilan gambar ataupun storline. Saya hanya pemuda biasa, yang sekali-dua kali nonton film karena pengen.
Selama lebih dari 6 tahun, DC dibayang-bayangi kesuksesan Marvel dalam bidang perfilman. Dimana mereka terus dibanding-bandingkan dengan Marvel yang kala itu sudah mantap dengan film Avengers pertama mereka (2012). Saya ingat kala itu, dimana banyak sekali fans DC yang ayalnya ingin DC juga merilis film bertajuk Universe superhero mereka sendiri.


Tentu saja diawali dengan kedatangan Man of Steel pada tahun 2013, mereka pun memantapkan langkah untuk mencoba menjegal sepak terjang MCU (Marvel Cinematic Universe). Meskipun begitu, bak anti dengan Inovasi, Film-Film mereka yang bertajuk DCEU (DC Extend Universe) nyatanya malah menggunakan strategi yang sama seperti yang dipelopori Marvel—dan secara memprihatinkan, film-film mereka setelah Man Of Steel jadinya aneh karena terlalu terburu-buru dalam pembangunan plot.

Tentu saja kita ingat kala itu saat Marvel merilis film Captain America : Civil War, DC dengan terlalu percaya diri merilis film tandingannya yaitu Batman V Superman. Dan di akhir, film itu malah menjadi bulan-bulanan para fans karena konflik yang ditampilkan kurang greget. Berbeda dengan Marvel yang sudah memperkenalkan sosok super vilain ikonik mereka Thanos semenjak post credit Avengers, DC ayalnya kala itu terkesan masih meraba-raba alur yang harus mereka bangun, ‘duh, gw kasih penjahat siapa ya?’

Yang membuat saya kurang puas dengan sepak terjang DCEU adalah, bahwasannya mereka mengumpulkan The Ultimate Team mereka terlebih dahulu tanpa bersabar dan menggarap film-film standalonenya. Tentu saja karena hal itulah kita harus menonton adegan perkenalan Aquaman di film Justice League dengan flat dan tidak epik.

Dan sayang sekali karena latar belakang para superhero tersebut malah baru dikenalkan setelah Justice League.

Meskipun banyak yang bilang kalau film Wonder Woman dan Aquaman adalah kesuksesan ( dibuktikan juga dari ratingnya yang tinggi), Saya pribadi merasa ada yang kurang dengan dua film tersebut, mungkin karena tensi mereka sudah jatuh duluan di film Justice League. Sehingga mempengaruhi saya untuk tidak ‘takjub’ dengan film solo mereka. (Dalam benak saya : Ah iya Aquaman dan Wonder Woman, kekuatannya kayak gitu, udah pernah lihat)

Namun bak melihat bunga desa untuk pertama kali. Film yang tidak saya antisipasi malah nyatanya membuat saya merasa ingin mencinta DC lagi. Yap, film itu adalah Shazam. Film solo ke empat dari superhero DCEU.

Saya berani mempertimbangkan bahwa (sejauh ini) Shazam adalah film DCEU terbaik. Kenapa seperti itu? Nah disini kita akan membahasnya.
...
Sesuatu yang baru bro.
Mari kita setujui dulu bahwa Superman dkk yang hadir di Justice League adalah deretan super hero yang kita kenal atau minimal ‘pernah denger’

Dan di setiap deretan super power yang mereka miliki, nyatanya sehebat apapun itu, jika kita sudah tau, ayalnya tidak akan ada unsur kejutan lagi yang akan kita terima—Ya ya, superman bisa terbang, Aquaman bisa ngomong sama ikan, Flash bisa lari cepat. Ya gitu lah

Namun saat kita mendengar kata Shazam, tentu saja yang terpatri di benak kita pasti adalah sesuatu yang baru. Terlebih lagi, semenjak lebih dari satu dekade, tidak ada faktor-faktor yang membuat audien umum mengenal siapa itu Shazam. Dan saya pribadi baru ngeh kalau Shazam itu termasuk di DCEU saat pembahasan perihal trailernya keluar.

Awalnya sih, saya mulai terngiang-ngiang inovasi DC yang bakal berakhir aneh seperti Suicide Squad. Namun nyatanya, Alih-alih merasakan atmosfir yang sama seperti saat menonton Suicide Squad, atmosfir yang saya rasakan malah menjurus ke kesan pertama yang mirip tatkala menonton film Deadpool. Yap, Inovatif, Fun, dan shocking.

Shazam Yang Masih Perawan
Saya masih ingat kala itu, dimana Trailer perdana Shazam keluar lebih dulu beberapa minggu dibanding Aquaman. Yang awalnya sempat saya kira adalah trailer ‘iseng’ untuk pamer, nyatanya setelah menonton filmnya, saya jadi paham bahwasanya konsep Shazam memang dibuat lebih matang dibanding Aquman.

Satu hal lain yang membuat Film ini bagus adalah, bahwasannya si Shazam merupakan hero yang masih perawan. Perawan dalam artian tidak dibayang-bayangi atas hancurnya film Justice League. Yap. Satu-satunya super hero (sejauh ini) yang memiliki posisi bagus dimata fans, meskipun dia berada diluar perkumpulan Liga Keadilan.

Dan atas alasan itulah, saya kira Shazam memiliki potensi yang lebih bagus dibanding film-film DCEU yang lain.

Plot yang pas seperti kopi sachet
Untuk alur sendiri, mungkin saya tidak akan protes. Pasalnya di film ini memang yang ditonjolkan adalah hadirnya keluarga. Dimulai dari saat Billy Batson ‘dibuang’ oleh ibunya dan pada akhirnya harus tinggal diantara sosok orang asing yang mengadopsinya dan bertemu dengan saudara-saudara baru.

Alur dan komedi yang disajikan pun sangat pas dan tidak terkesan monoton. Meskipun kita sudah ‘dipameri’ dengan komedinya semenjak trailernya muncul, namun di film selalu ada saja hal-hal kocak yang nyatanya menghibur.

Tentu saja salah satu diantaranya adalah sebuah adegan dimana Billy mendapat kekuatannya dan dia panik kemudian pulang menemui Freddy.  Hal selanjutnya yang kita tau dimana kedua remaja tidak jelas itu malah latihan tempur di malam hari dan mencoba menolong seorang wanita yang kena jambret. Dan adegan yang kita tau selanjutnya adalah rentetan komedi menggelitik dimana mereka diberi uang dan malah mereka gunakan untuk membeli miras.

Jujur, komedi dan alur yang diceritakan memang seperti kopi sachet yang mana  pas satu cangkir tanpa gula dan tanpa MSG. Tidak ada yang dilebih-lebihkan dan jalan cerita mengalir begitu saja.

Shazam Tidak Pamer kok

Puncak dari ketakjuban tentu saja adalah adegan terakhir dimana ‘Shazam Ragers’ ikut eksis dalam bertarung melawan 7 deadly sins. Seketika itulah saya tau bahwa Shazam adalah film super hero DC yang sifatnya mandiri dan tidak ikut dalam Jejeran Justice Leagu pun nampaknya tidak masalah.

Bahkan adegan bangkitnya ‘Shazam ranger’ itu benar-benar disimpan oleh DC dan tidak mereka pamerkan di trailer. Membuat semuanya semakin menarik, pasalnya orang-orang di balik film tersebut menjadi terkesan profesional dalam menjaga spoiler dan klimaks dari film itu.  Benar-benar menjaga kepuasa para penotnton sampai mereka melihatnya sendiri. What a Awesome Crew!

Dear DC
Tentu saja, terlepas dari rentetan pujian yang saya sebutkan diatas, saya masih merasa kurang dengan beberapa hal. Kita paham bahwasanya DC memang sedang dirundung masalah, pasalnya sosok Batman dan Superman mereka nampaknya tidak akan sama lagi setelah film-film yang telah berlalu. Sangat disayangkan bahwa Ben Afleck dan Henry Cavil nyatanya tidak bisa melanjutkan perannya sebagai super hero Justice League (saya hanya mendengar rumor-rumor yang beredar dan belum paham betul kepastiannya)

Padahal melihat film-film DC yang semakin menanjak nyatanya pasti membuat fans dari manapun akan terus mendukung sepak terjang DC kedepan. Bahkan mungkin (hanya mungkin), DC bisa dalam jangka panjang akan mengalahkan kepopuleran Marvel. Namun jelas, untuk mencapai titik tersebut, nampaknya DC harus benar-benar menyusun strategi secara matang karena Marvel juga kelihatannya tidak mau begitu saja menyerahkan tahtanya .
...
Penilaian saya untuk Film Shazam adalah, apakah film ini layak ditonton? Ya tentu saja.  Bahkan film ini sangat cocok ditonton bersama keluarga karena elemen-elemen yang ditampilkan di dalamnya masih family friendly.

Terus, apakah film ini bisa dipertimbangkan sebagai film terbaik DC sepanjang masa (sejauh ini)? Kalau saya pribadi mungkin tidak bisa bilang begitu (Untuk Franchise DCEU, saya setuju. Tapi jika dibandingkan DC secara umum, maka saya akan kontra). Pasalnya, DC pernah puya film yang tensinya tidak main-main. Dan film tersebut nampaknya sangat jauh di atas film-film DC yang bertajuk DCEU. Yap, film yang saya maksud adalah The Dark Knight. (setidaknya, Joker yang ikonik di film tersebut menurut saya masih lebih berkesan dibanding Shazam)

Intinya adalah, Saya merekomendasikan Shazam sebagai obat bagi kawan-kawan sekalian yang mungkin kecewa dengan film-film DCEU sebelumnya. Namun tentu saja, terlepas dari semuanya, setiap tulisan ini hanya opini dan anda berhak menilai dengan penilaian anda sendiri perihal filmnya saat anda sudah menontonnya.


Click to comment