-->

Mengulas Pet Sematary 2019, Saat Kematian itu Lebih Baik | Movie Review

advertise here


Sebelum membaca, saya peringatkan dulu bahwa akan banyak spoiler di artikel ini. Jika anda adalah orang yang anti dengan bocoran, maka sebaiknya tonton dulu Filmnya sebelum membaca.

Disclaimer : Saya bukan movie expert yang benar-benar paham seluk beluk perfilman, mengerti soal sinematografi, pengambilan gambar ataupun storline. Saya hanya pemuda biasa, yang sekali-dua kali nonton film karena pengen.

Saya pribadi sebenarnya orang yang tidak terlalu suka dengan Horror, alasannya adalah karena saya lebih suka yangre Sci-Fi. Namun di beberapa kesempatan, saya memang sekali dua kali menonton film Horror. Tentu saja dengan dasar pilih-pilih karena saya tidak mau rugi dua kali dalam menonton (Udah banyak jumpscare, plotnya aneh lagi). Itulah yang membuat saya menjadi satu dari sekian orang yang sampai detik ini belum pernah nonton The Nun—Mengingat ‘kata orang’ The Nun memang tidak sesuai ekspektasi.

Namun di tahun ini, satu dari sekian film horror yang membuat saya tertarik tentu saja Pet Sematary. Selain trailernya menjanjikan, adapun Pet Sematery merupakan adaptasi dari Novel karya Stephen King (Author yang sama yang mengarang cerita Novel IT dan Gerald’s Game). Itulah yang mendasari saya untuk segera tancap gas dan menonton film tersebut.

Sedikit gambaran bahwasanya Pet Samatary berkisah tentang keluarga Dr. Louis Creed yang pindah dari kota dan membeli rumah di pedesaan. Usut punya usut, tanah yang mereka beli nyatanya sudah termasuk hutan yang cukup luas, yang mana di dalam hutan tersebut terdapat makam hewan peliharaan.

Suatu ketika, kucing keluarga itu yang bernama Church, ditabrak oleh sebuah mobil. Karena Dr. Louis tidak tega memberitahu puterinya Ellie kalau kucingnya mati, dia pun tidak melakukannya. Hingga pada suatu malam saat Dr. Louis ingin mengubur kucing itu, tetangga mereka Jud, menunjukkan ‘tanah yang lebih baik’ dalam mengubur kucing. Tanah itu rupanya adalah tanah bertuah, pasalnya kucing yang mati itu kembali ke rumah di pagi harinya dengan keadaan hidup.

Oke, memang gambaran diatas sedikit kasar, namun jika anda ‘nyasar’ ke postingan ini, maka saya asumsikan bahwa anda sudah nonton filmnya. Jadi, mari kita langsung diskusi saja.

Apa yang terjadi dalam film itu?

Alur yang Menimbulkan Fitnah
Film diawali dengan kepindahan yang biasa saja. Namun kesan seram sudah mulai ditonjolkan saat Ellie Creed (gadis kecil cari keluarga tersebut) memergoki beberapa anak yang bertopeng binatang tengah membawa mayat seekor anjing/kucing (saya tidak yakin) untuk dikubur. Hingga pada akhirnya rasa penasaran Ellie pun membawa dirinya untuk mencoba mencari tau.

Singkat cerita, langkah kakinya berakhir di kuburan hewan peliharaan yang ada di hutan belakang rumah mereka. Nah disini lah saya mulai mikir yang aneh-aneh. Pasalnya disana Ellie bertemu dengan Jud (tetangga mereka yang memang sudah lama tinggal di pedesaan tersebut)—Pasalnya begini, kita tau bahwa normalnya, penduduk suatu daerah di film horror (terkhusus pada alur yang menceritakan kepindahan sebuah keluarga dari kota), dia akan cenderung awalnya baik, tapi di akhir dia nanti jadi antagonis yang nyatanya pingin mencelakakan orang yang baru pindah.

Sayangnya, ternyata segala fitnah yang sudah ada di otak saya tidak terbukti. Jud malah baik hati dan tidak sombong sampai akhir film—njir.

Victor Pascow, Hantu yang baik hati

Di sebuah adegan, Dr. Louis Creed (yang tengah bertugas di rumah sakit) mendapat pasien yang sekarat bernama Victor Pascow. Kondisinya buruk dan sebagian wajahnya hancur. Setelah penanganan medis, sayangnya nyawa Victor Pascow tidak bisa tertolong.

Nah ini yang menarik menurut saya dari film ini. Jadi saya pribadi tidak bisa menentukan mana yang orang baik mana yang orang jahat. Pasalnya tetangga mencurigakan seperti Jud ternyata tidak punya niat terpendam. Bahkan sosok Pascow (yang mati) nyatanya benar beberapa kali menghantui Dr. Louis, namun dalam ‘kegiatan menghantui’ tersebur Pascow malah memperingatkan Dr. Louis soal larangan melakukan segala sesuatu di kuburan binatang.

Jadi saya sempat bingung mau menentukan siapa yang menjadi antagonis.

Intens Tensi.

Satu hal yang saya kurang tidak sukai dari film Horror, adalah jumpscare alias elemen kaget. Bukan apa apa, kaget aja njir. Namun saya cukup senang karena film Pet Sematery nyatanya tidak menggunakan jumpscare yang berlebihan (banyak, namun menurut saya masih bisa ditolerir)—meskipun di beberapa adegan saya sempat merem karena tengang. Namun itu tidak apa, karena pembangunan tensi saya pikir lebih ngena dibandingkan kaget secara instan.

Seperti yang kita ketahui bahwa pada akhirnya anak dari Dr. Louis, Ellie meninggal. Dr. Louis kemudian memutuskan untuk menggali kuburan Ellie dan memindahkan jasadnya ke kuburan binatang agar Ellie bisa hidup kembali seperti Church kucingnya. Dan jujur, satu adegan yang memiliki tensi tinggi adalah saat Dr. Louis menunggu mayat Ellie pulang ke rumah setelah dikuburkan. Tatkala itu, saya sudah berpikir yang aneh-aneh dimana Ellie akan muncul dengan wajah mengerikan, trus ketawa kyk setan dan tiba-tiba mencekik ayaknya. Nyatanya yang terjadi malah Ellie dengan tanpa dosa muncul trus bilang : “Yah, Aku dimana?”

Kemudian Hari-Hari Dr. Luis dihabiskan untuk hidup berdua dengan Mayat Anaknya (karena Istri dan Anaknya yang lain Gage kembali ke Boston untuk sementara waktu pasca kematian Ellie).

Di adegan kamar mandi, kita diperlihatkan bekas jahitan di kepala mayat Ellie yang tengah dimandikan Dr. Louis setelah bangkit dari kematian. Itulah saat saya mulai berpikir bahwa bukan Kuburan Hewan yang ada di belakang rumah mereka yang memiliki kekuatan ghaib. Mungkin (hanya mungkin) ada sosok lain yang dengan sengaja menggali Jasad Ellie di kuburan binatang dan entah bagaimana dia menghidupkan Ellie kembali—karena Jud pernah mengingatkan Dr. Louis saat mengubur Church untuk memberikan tanda berupa batu diatas kuburannya agar mudah dikenali.

Ending yang Err.. It’s Okay lah
Yang paling sedih adalah perihal ending, karena pada akhirnya Ellie yang sudah menjadi mayat hidup malah berniat membunuh seluruh keluarganya. Pada akhirnya, Dr. Louis dan Istrinya mati ditikam setelah sebelumnya Ellie membunuh Jud terlebih dahulu.

Saya memang jarang memberikan opini yang baik kepada film yang memiliki ending yang pilu. Namun untuk film ini, kiranya leh uga lah endingnya

Saat mengetahui Suaminya tidak bisa dihubungi, Istri Dr. Creed pun kembali ke rumah pedesaan tersebut unruk mencari Dr. Louis.  Terlebih lagi setelah Gage bertingkah aneh karena dia terus menyebutkan kata “Pascow”

Di akhir, saat Ellie sudah membunuh Dr. Louis dan Istrinya, mereka berdua ikut dikuburkan di kuburan hewan peliharaan oleh Ellie, dan mereka hidup kembali. Sementara itu, Gage yang ditinggal di dalam mobil hanya dipesani oleh ayahnya “jangan bukakan pintu, meskipun yang datang adalah kakamu Ellie.”

Kejadian yang paling akhir adalah, saat Gage yang sendirian di dalam mobil melihat dari jauh bayangan ketiga orang keluarganya beserta kucing Church mendekat—seketika itulah saya langsung WAAAAT?!
...

Memang sih, cerita film ini berakhir pilu. Pilu dalam artian semuanya mati. Dan jujur, saya tidak pernah mengantisipasi ending seperti ini sama sekali.

Namun kalau ditanya apakah ending seperti ini bagus, mungkin saya akan ada di titik netral saja. Pasalnya sejauh yang saya tahu, Film Pet Semetery sendiri sebenarnya adalah hasil Remake dari film Originalnya yang keluar pada tahun 1989 dan Sekuelnya di 1992. Saya mungkin bisa menentukan apakah ending Pet Semetery bagus, adalah setelah saya menonton film originalnya.

Lantas dalam konteks puas, apakah saya puas menontonnya? Jawabannya adalah ya tentu saja. Karena standar kepuasan menurut saya adalah saat sebuah film tidak ada elemen yang menganggu. dan saya pribadi dalam menyikapi alur, ending dan interaksi karakter memang tidak terganggu sama sekali (terlepas dari endingnya yang gitu, yang jelas saya tetap menikmati filmnya).

Tentu saja hal diatas adalah opini saya pribadi, bisa jadi anda memiliki pandangan lain.

Apapun itu, silahkan tinggalkan jejak apabila ingin mengutarakan opini anda.


Click to comment